Hari Minggu lalu tepatnya 19 November 2017, dua pesepeda asal Ibu kota yaitu Karfianda Suryoutoro dan Setyo Manggala me...
Konfirmasi dari tim kayuh Sumatera, perjalanan akan berlangsung sekitar 2 bulan dengan melintasi 17 kota dan 7 provinsi di pulau Sumatera. Sebelumnya kami sudah sangat antusias akan Kayuh Sumatera ini karena beberapa bulan yang lalu mereka sudah mempublikasikan rencananya ini di media sosial. Satu hari sebelum keberangkatannya, kami mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah satu pengendaranya dan merupakan admin dari komunitas Fixietas yaitu mas Karfianda untuk bertanya beberapa hal dari Kayuh Sumatera.
Berikut wawancara kami dengan Mas Karfianda:
1.Mas Karfi, Apa Gagasan atau ide awal untuk memulai Kayuh Sumatera?
Ide perjalanan Kayuh Sumatera berasal dari rekan Gue, yakni Setyo Manggala(panggilannya Sukro). Gue pun baru kenal dia beberapa bulan lalu, Sukro ini junior gue di kampus UI dulu tapi selisihnya sekitar 6 tahun. Awalnya dia pernah touring sepeda dari Jakarta menuju Bali sendirian, terus tahun ini dia berambisi touring ke Aceh, kebetulan orang tuanya asal Aceh juga. Nah dia denger-denger dari temen kampus bahwa gue pernah touring juga pakai sepeda ke Lombok kala itu gue pake sepeda Fixedgear. Abis itu dia langsung kontak gue dan ngajak gue untuk gowes bareng ke Aceh ini. Awalnya gue ragu karena cost-nya cukup besar untuk perjalanan ke Aceh, sampe akhirnya gue 100% yakin gue mau jalan meskipun tidak ada yang support.
Campaign lingkungan ini panjang sih prosesnya. Awalnya kami masih brainstorm, mau angkat isu apa yang paling relevan sama pulau sumatera, selain buat misi penyemangat perjalanan, misi ini juga kami jadikan leverage untuk mendapatkan dukungan besar. Mulai dari isu pendidikan, pariwisata, sampe akhirnya kami nemu isu yang paling sexy: lingkungan.
"Ya, kita ketahui isu lingkungan di Pulau Sumatera ini sangat besar, seperti penebangan hutan dan khususnya pembakaran Hutan yang membinasakan flora dan fauna di hutan, juga bisa membunuh manusia akibat polusinya itu"
Awalnya mau cari LSM/NGO(Non Governmental Organization) lokal untuk kerjasama, tapi googling-googling ternyata sulit nyari NGO lokal kecil-kecilan yang jelas dan transparan keuangannya. Long Story Short, akhirnya kami dapet 1 yang responnya sangat baik: WWF Indonesia.
Setelah ngobrol, akhirnya kami sepakat untuk galang dana untuk program penanaman pakan gajah di Karang Ampar Aceh, dengan sistem Crowdfunding melalui Kita Bisa. Kebetulan ini program agak baru, dan melibatkan warga setempat, jadi kayaknya akan seru.
Tapi FYI, kami akhirnya gak dapet sponsor besar satupun. Approach ke beberapa merek dagang sepeda Indonesia. Tapi untungnya ada saja donatur-donatur personal yang mau dukung kami seperti Faisal Mujiono sama si Cengir. Jadi ujung-ujungnya balik lagi ke Indie, dan gue bersyukur sih jadinya begitu.
Ide perjalanan Kayuh Sumatera berasal dari rekan Gue, yakni Setyo Manggala(panggilannya Sukro). Gue pun baru kenal dia beberapa bulan lalu, Sukro ini junior gue di kampus UI dulu tapi selisihnya sekitar 6 tahun. Awalnya dia pernah touring sepeda dari Jakarta menuju Bali sendirian, terus tahun ini dia berambisi touring ke Aceh, kebetulan orang tuanya asal Aceh juga. Nah dia denger-denger dari temen kampus bahwa gue pernah touring juga pakai sepeda ke Lombok kala itu gue pake sepeda Fixedgear. Abis itu dia langsung kontak gue dan ngajak gue untuk gowes bareng ke Aceh ini. Awalnya gue ragu karena cost-nya cukup besar untuk perjalanan ke Aceh, sampe akhirnya gue 100% yakin gue mau jalan meskipun tidak ada yang support.
Campaign lingkungan ini panjang sih prosesnya. Awalnya kami masih brainstorm, mau angkat isu apa yang paling relevan sama pulau sumatera, selain buat misi penyemangat perjalanan, misi ini juga kami jadikan leverage untuk mendapatkan dukungan besar. Mulai dari isu pendidikan, pariwisata, sampe akhirnya kami nemu isu yang paling sexy: lingkungan.
"Ya, kita ketahui isu lingkungan di Pulau Sumatera ini sangat besar, seperti penebangan hutan dan khususnya pembakaran Hutan yang membinasakan flora dan fauna di hutan, juga bisa membunuh manusia akibat polusinya itu"
Awalnya mau cari LSM/NGO(Non Governmental Organization) lokal untuk kerjasama, tapi googling-googling ternyata sulit nyari NGO lokal kecil-kecilan yang jelas dan transparan keuangannya. Long Story Short, akhirnya kami dapet 1 yang responnya sangat baik: WWF Indonesia.
Setelah ngobrol, akhirnya kami sepakat untuk galang dana untuk program penanaman pakan gajah di Karang Ampar Aceh, dengan sistem Crowdfunding melalui Kita Bisa. Kebetulan ini program agak baru, dan melibatkan warga setempat, jadi kayaknya akan seru.
Tapi FYI, kami akhirnya gak dapet sponsor besar satupun. Approach ke beberapa merek dagang sepeda Indonesia. Tapi untungnya ada saja donatur-donatur personal yang mau dukung kami seperti Faisal Mujiono sama si Cengir. Jadi ujung-ujungnya balik lagi ke Indie, dan gue bersyukur sih jadinya begitu.
2. Tujuan diadakannya perjalanan ini?
Kalau gue pribadi sih pada dasarnya cuma pengen nyemangatin diri gue sendiri dan mungkin temen-temen pegiat sepeda, untuk lebih sering sepedahan. Kalau overall Kayuh Sumatera tentu untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap isu isu lingkungan. Gak cuma yang ada di Sumateranya saja, namun justru yang ada di tempat tinggal/kota masing-masing dan itu bisa dimulai dari kegiatan bersepeda.
Dan gue kalau jalan-jalan jauh itu intinya supaya kalau nanti gue pulang ke Jakarta, gue semakin semangat lagi sepedahan setiap hari di kota yang tiap harinya macet ini.
Kalau ada orang-orang yang nangkep itu sebagai hal positif, itu bonus bagi gue. Intinya, gue sepedahan untuk gue dulu
Kalau gue pribadi sih pada dasarnya cuma pengen nyemangatin diri gue sendiri dan mungkin temen-temen pegiat sepeda, untuk lebih sering sepedahan. Kalau overall Kayuh Sumatera tentu untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap isu isu lingkungan. Gak cuma yang ada di Sumateranya saja, namun justru yang ada di tempat tinggal/kota masing-masing dan itu bisa dimulai dari kegiatan bersepeda.
Dan gue kalau jalan-jalan jauh itu intinya supaya kalau nanti gue pulang ke Jakarta, gue semakin semangat lagi sepedahan setiap hari di kota yang tiap harinya macet ini.
Kalau ada orang-orang yang nangkep itu sebagai hal positif, itu bonus bagi gue. Intinya, gue sepedahan untuk gue dulu
3. Persiapan apa saja yang sudah disiapkan oleh tim Kayuh Sumatera?
Persiapan kami untuk Kayuh Sumatera tentunya dari Sepedanya sendiri, beli beberapa peralatan-peralatan standar untuk sepeda dan perjalanan nanti. Dan yang utama yaitu Fisik dan Mental. Lalu bawa beberapa helai pakaian dan terima kasih juga ada Mujiono.cc udah bikinin kami jersey sepeda untuk perjalan nanti.
4. Apa dukungan dari keluarga atau teman terdekat untuk Kayuh Sumatera?
Nyokap dan bokap gue sih dukung penuh untuk Kayuh Sumatera ini, tapi ada juga sih dari keluarga, misal, pakde gue responnya "Ngapain lo? Suka-suka lo deh" atau kayak tante gue ini yang bilang gini " Gajah aja lo pikirn, cewek lo pikirin, buruan nikah sana". Haha Lol.
Kalau temen-temen gue sih support banget, bahkan sampe kayak yang gue bilang tadi ada yang sampe dukung dalem bentuk materi juga, kayak Mujiono dan FourK, dll.
5. Kalimat terakhir mas, mohon pesan-pesannya untuk para pembaca dan para pesepeda diluaran sana?
Pesan ya. Satu kata aja: Keep Riding
eh itu Dua kata!
Kalau temen-temen gue sih support banget, bahkan sampe kayak yang gue bilang tadi ada yang sampe dukung dalem bentuk materi juga, kayak Mujiono dan FourK, dll.
5. Kalimat terakhir mas, mohon pesan-pesannya untuk para pembaca dan para pesepeda diluaran sana?
Pesan ya. Satu kata aja: Keep Riding
eh itu Dua kata!
Terimakasih
mas Karfianda untuk waktunya, semoga lancar diperjalanan nanti dan
dapat menghasilkan dampak positif yang kuat terhadap lingkungan
khususnya hutan kita yang menjadi salah satu paru-paru dunia.
Untuk warganet dan khususnya pesepeda, bisa pantengin perjalan Kayuh Sumatera di akun instagram @kayuhsumatera dan situs www.kayuhsumatera.com. Melalui kedua media tersebut mereka akan berbagi pengalaman dalam bentuk tulisan, foto dan video.
COMMENTS